Mencoba Wisata Bandung Ekstrim di Tebing Hawu Padalarang, Jawa Barat – Kamu suka wisata ekstrim? Sudah pernah mencoba pengalaman wisata Bandung ekstrim di Tebing Hawu Padalarang?
Baca Juga: Pengalaman Mendaki Gunung Parang Purwakarta
Setelah lebih dari 6 bulan quarantine akibat Covid-19, akhirnya bisa juga rileks sejenak dan bermain ke alam. Apalagi sedang musim kemarau, sungguh pas rasanya untuk mencoba wisata yang sedikit menguji adrenalin dan kekuatan fisik tanpa harus takut kehujanan.
Wisata Bandung Ekstrim di Tebing Hawu Padalarang, Jawa Barat
Aku bersama beberapa teman memutuskan untuk berkunjung ke Tebing Hawu Padalarang. Kebetulan, wisata ini juga baru pertama kali buka setelah lama lockdown akibat Covid-19.
Menemukan waktu yang cocok, kami pun meluncur dari Jakarta pukul 4:30 subuh dan tiba di lokasi sekitar pukul 6:30 untuk menikmati wisata. Memang, kami akan mulai trekking pukul 07:00 agar tidak terlalu terik ketika mulai mencoba berbagai atraksi ekstrim tersebut.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kamu Wajib Berkunjung ke Kawah Ijen
Adapun beberapa atraksi yang ditawarkan pada trip ini antara lain Hammocking, Spacenet, Rock Climbing, Rappelling, dan Sepeda Gila.
Namun, kami hanya memilih tiga atraksi seperti Hammocking, Rappelling, dan Rock Climbing.
Ketiga atraksi ekstrim ini belum pernah aku coba, jadi excited banget akhirnya bisa mengukir pengalaman di sela-sela kondisi yang semakin tidak terkendali karena pandemi ini.
Atraksi Wisata Bandung Ekstrim di Tebing Hawu Padalarang
1Hammocking
Hammocking adalah atraksi pertama yang kami coba. Sebelum tiba di lokasi, kami harus berjalan dan trekking melalui sawah-sawah dan juga sedikit semak-semak sekitar 30 menit lamanya. Ya, lumayanlah untuk stretching otot dan juga warm up.
Karena lokasi ini dekat dengan pertambangan batu kapur, kamu akan melihat banyak truk-truk besar yang lalu lalang di area ini.
Setelah tiba di puncak tebing, terpaan angin dan pancaran sinar matahari pagi melengkapi persiapan kami. Pas banget nih dapat Vitamin D untuk meminimalisir risiko terinfeksi virus Covid-19. 😁
Agar bisa menaiki hammock, kamu perlu menyebrang ke tebing yang satunya. Kamu juga perlu menggunakan sederet perlengkapan keamanan dan mendaki satu per satu. Jadi, kamu harus sabar dan gantian karena penyelenggara trip hanya memiliki perlengkapan keamanan yang terbatas.
Baca Juga: Blue Fire Ijen: Akhirnya Bucket List Ini Tercoret
Jangan lupa juga ikuti semua instruksi yang diberikan agar kamu nggak salah ambil tindakan. Di sini, nyawa taruhannya sob kalau sampe teledor!
Nah, Hammocking ini berada di ketinggian sekitar 90 meter di atas permukaan laut. Bagi kamu yang takut akan ketinggian maka lebih baik mundur saja deh. Ini serius!
Di bawah Hammock ini terdapat jurang yang berdekatan dengan gua batu kapur. Jadi memang harus hati-hati, harus fit, dan enggak boleh panik.
Karena kamu akan banyak berinteraksi dengan tali tambang maka lebih baik gunakan sarung tangan untuk melindungi telapak tanganmu dari gesekan tali tersebut.
Adopt the pace of nature. Her secret is patience. Ralph Waldo Emerson
Di atas sini angin cukup kencang, jadi jangan kaget ketika di atas hammock kamu seperti berada di atas ayunan namun dengan pemandangan yang spektakuler.
Pastikan juga kamu harus bisa menyesuaikan badan dan mencari cara untuk bisa naik dan turun dari hammock agar tidak bergelantungan lama di tali sebelum tiba lagi ke sisi tebing.
Karena ada temanku yang salah teknik, jadinya tangannya sampe keram harus menahan berat tubuh di tali sebelum akhirnya bisa tiba di pinggir tebing.
Bagi kamu yang penasaran wajib coba deh. Buatku sekali saja untuk Hammocking sudah cukup haha! 😂
2Rappelling
Sehabis dari Hammocking, lanjut ke atraksi ekstrim berikutnya yakni Rappelling. Saat itu hari sudah siang bolong dan aku peserta terakhir Hammocking. Rasanya seperti dijemur haha.
Nah, pas banget ini ada Rappelling. Terus terang, aku enggak ada bayangan gimana Rappelling ini karena memang belum pernah coba. Dari kami berlima, hanya aku dan satu temanku yang mau mencoba.
Baca Juga: Pertama ke Taman Nasional Bromo Tengger-Semeru? Kunjungi Beberapa Tempat Ini
Tiga lainnya mengurungkan niat karena pernah punya pengalaman kurang baik dengan Rappelling.
Lokasi Rappelling ini persis di dekat Hammocking dan memang kami akan Rappelling ke gua batu kapur yang ada di bawah lokasi Hammocking. Jadi kurang lebih ketinggian 60 meter.
Sebenarnya aku sedikit was-was karena nggak bisa melihat jelas ke bawah bagaimana pijakan nantinya, semua tertutup batu yang di atas.
Setelah meminta instruksi dari sang pemandu bagaimana cara yang benar dan apa hal yang harus dihindari, akhirnya aku pun nekat untuk turun ke gua kapur. Tentu saja, sudah ada salah satu guide yang menunggu di bawah.
Setelah berhasil rasanya worth it! Bisa aku bilang, Rappeling menjadi atraksi favoritku. Karena semua kontrol ada di diri kita. Kita yang menyesuaikan kecepatan meluncur ke bawah, menyesuaikan pijakan kaki, dan sebagainya.
In a world of constant change and streaming technology, I find solace in the forest where a tree remains a tree. Angie Wellard-Crosby
Serunya lagi kondisi medan juga mudah menurutku karena tidak terlalu banyak batu yang menghambat jadi kamu bisa terjun bebas namun tetap hati-hati pastinya.
Selain itu, di bawah adem dan kamu bisa menikmati bentangan pemandangan sawah dari ketinggian.
Bagi kamu yang belum pernah coba Rappelling, wajib coba di sini! 😁 Dan jangan lupa tetap gunakan sarung tangan ya!
3Rock Climbing
Atraksi terakhir adalah Rock Climbing dan menurut penyedia trip, Rock Climbing adalah salah satu atraksi yang paling diminati pengunjung dari segala usia.
Dan benar saja, ketika kami tiba di lokasi banyak anak-anak yang berkumpul di area Rock Climbing ini.
Lokasi Rock Climbing persis berada di dekat saung tempat kami makan siang dan istirahat. Nah, pas banget ini menjadi atraksi urutan terakhir karena lokasinya menuju arah pulang.
Setelah ngaso sebentar dan makan siang, tiba saatnya mencoba Rock Climbing.
Baca Juga: Panduan Lengkap Berkunjung ke Kawah Ijen
Berbeda dari Hammocking dan Rappelling, kamu tidak perlu menggunakan sarung tangan. Yang dibutuhkan hanya tepung agar tanganmu tidak licin ketika memegang tebing dan juga sepatu khusus panjat yang telah disediakan.
Salah satu temanku tidak ikut Rock Climbing karena sudah capek. Dia cukup puas melihat kami berempat nemplok di tebing bak cicak di dinding. 😂
Adapun ketinggian tebing yang harus dipanjat adalah sekitar 16 meter. Tidak terlalu tinggi memang, namun cukup menantang bagi kami karena belum pernah ada pengalaman sebelumnya.
Ditambah lagi, tidak banyak pegangan yang bisa ditemukan jadi dibutuhkan kejelian dalam mengambil tiap langkah untuk bisa mencapai puncak.
Colors are the smiles of nature. Leigh Hunt
Dan, dari kami berempat tidak ada satupun yang mencapai puncak! 🤣
Bisa mendaki setidaknya setengah dari tinggi tebing cukup memuaskanlah. Mengingat kami sudah capek, tidak berpengalaman, dan amatiran pula haha.
Anggaran Wisata Bandung Ekstrim di Tebing Hawu Padalarang
Berbicara tentang anggaran, kamu harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 500.000/orang untuk paket 4 orang dengan tiga atraksi.
Dalam kasusku seperti yang telah dijelaskan – aku mengambil atraksi Hammocking, Rappelling, dan Rock Climbing. Biaya ini hanya untuk atraksi saja ya. Bila kamu ingin memesan sekaligus makan siang (lokasinya berada di hutan jadi sulit mencari warung makan) maka kamu harus menambah Rp 50.000/orang.
Baca Juga: Panduan Lengkap Berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger-Semeru
Perlu diingat bahwa meeting point langsung di lokasi. Kamu tidak dijemput di tempat asal atau di kota Bandung. Jadi pastikan jangan nyasar ke lokasi ini!
Satu lagi, bila kamu telah memesan tiga atraksi dan ketika di lokasi kamu mengurungkan niat untuk mencoba maka kamu tetap harus membayar full seperti kesepakatan awal. Jadi, pastikan kamu mencoba hal yang memang berani kamu coba daripada terbuang sia-sia!
Penutup
Overall, pengalaman wisata Bandung ekstrim ini cukup menyenangkan dan seru apalagi bagi kamu yang bingung mau liburan kemana di saat-saat pandemi ini.
Meskipun dengan adanya tol baru dari Jakarta menuju Tebing Hawu Padalarang yang bisa mempercepat perjalanan, namun kamu harus memastikan untuk tiba pagi dan lebih cepat di lokasi agar selesai tidak terlalu siang. Hal yang penting diperhatikan adalah tubuh yang fit dan banyak minum air putih agar tidak dehidrasi.
Semoga informasi ini bermanfaat dan selamat berlibur ya!
Baca Juga: 9 Alasan Berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng
Jangan lupa dukung blog ini dengan bantu share artikel ini dan jangan lupa like dan follow akun media sosialku (Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest) ya. Selamat merencanakan liburan! 😃