Mengapa Murid Pintar Bekerja untuk Murid Biasa Saja? – Salah satu dari sederet karya terbaik dan juga kontroversi milik Robert Kiyosaki berjudul Why “A” Students Work for “C” Students yang mengundang rasa penasaran.

Baca Juga: 6 Pelajaran Berharga dari Rich Dad Poor Dad

Dalam buku ini dijelaskan secara lengkap mengapa kebanyakan kasus yang terjadi di masyarakat, murid-murid yang terkenal “pintar” di sekolah malah akhirnya bekerja untuk murid-murid yang digolongkan “bodoh” atau biasa saja di sekolah.

Oleh karena itu, pada artikel kali ini aku ingin meringkas sedikit isi dari buku hebat karya Robert Kiyosaki tersebut.

Mengapa Murid “A” Bekerja untuk Murid “C”

Keuangan - Murid Pintar Murid Biasa Saja 1

Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang cemerlang di sekolah dalam hal nilai. Kalau bisa jangan ada mata pelajaran yang merah atau bila memungkinkan rata-rata nilai harus di atas 80. Well, banyak kasus tersebut terjadi pada kita bukan? Aku rasa sih begitu.

Cita-cita mereka pada anak adalah harus belajar keras, dapat nilai bagus, lulus dengan predikat terbaik, kemudian dapat pekerjaan bagus di perusahaan bagus.

Ketika melihat kuadran ini, banyak sekali orang yang berharap dirinya berada pada posisi sebelah kanan bukan sebelah kiri. Saat aku membaca buku Why “A” Students Work for “C” Students karya Robert Kiyosaki, kuadran ini semakin masuk akal dan mengubah cara pandangku.

Keuangan - Murid Pintar Murid Biasa Saja 2
Cashflow Kuadran karya Robert Kiyosaki

Jika kita perhatikan murid A, baik yang berada di sekolah ataupun di universitas, kebanyakan pasti mereka berasal dari keluarga yang orang tuanya seorang karyawan atau seorang profesional seperti dokter, pengacara, dan insinyur.

Kemungkinan besar yang akan terjadi pada anak-anak mereka adalah mengikuti jejak orang tuanya dalam hal karir. Buku ini menjelaskan letak kesalahan pada cara pandang terebut.

Mengingat buku yang aku baca adalah buku asli versi bahasa Inggris maka aku akan menerangkan contoh yang sesuai dengan buku dengan kasus yang terjadi di Amerika Serikat.

Katakanlah pendapatan tahunan kamu sebagai seorang dokter di Amerika Serikat sebesar $200.000 maka setengah dari pendapatanmu akan habis untuk membayar pajak. Pengeluaran tersebut belum menutupi pengeluaran lain seperti cicilan rumah, mobil, kartu kredit, dan pengeluaran lainnya. Dengan kondisi tersebut maka dapat dipastikan uang yang tersisa akan sangat sedikit.

Baca Juga: 4 Dasar Kecerdasan Finansial dari Rich Dad

Salah besar bila kamu menyebut dirimu kaya hanya dengan memiliki barang-barang tersebut karena fakta berbicara sebaliknya. Itulah yang menjadi masalah bagi mereka yang berada di kuadran sebelah kiri yakni para karyawan dan wiraswasta. Justru pajak dibebankan besar kepada mereka yang berada di kuadran sebelah kiri.

Di sisi lain, orang-orang yang berada pada kuadran sebelah kanan membayar pajak paling sedikit atau bahkan terkadang tidak sama sekali. Mereka adalah pemilik bisnis dan investor. Biasanya mereka bukanlah murid A yang selalu mendapatkan nilai bagus di sekolah atau universitas tetapi mereka semua cerdas secara finansial.

Lalu apa maksudnya? Lupakan soal ilmu akutansi! Di sini kita akan membahas cara pandang yang dimiliki orang-orang kaya terhadap uang dan aset.

Aset (assets) merupakan segala sesuatu yang menambah uang pada dompetmu sedangkan kewajiban (liabilities) merupakan segala sesuatu yang mengurangi uang dari dompetmu. Dari sini masih pahamkan?

Keuangan - Murid Pintar Murid Biasa Saja 3

Jika kamu murid A, kamu akan berfikir sama seperti apa yang diajarkan di sekolah bahwa rumah merupakan sebuah aset dan kamu pun mengikuti ajaran tersebut dan membawanya dalam keseharian kamu seumur hidup.

Faktanya, rumah merupakan sebuah kewajiban karena memiliki rumah sama artinya kamu mengeluarkan uang dari dalam dompetmu. Kamu harus membayar pajak setiap tahun, asuransi, dan biaya lainnya.

Kasus akan sedikit berbeda bila rumah yang ada kamu sewakan dan kamu memiliki penghasilan rutin dari rumah yang kamu sewakan tersebut. Pada kasus ini rumah menjadi sebuah aset bukan kewajiban. Tapi tetap penting untuk memiliki rumah pribadi dan memilki rumah lainnya yang bisa menjadi aset.

Menyadari fakta tersebut, orang kaya terus mencari cara meningkatkan aset mereka seperti memiliki bisnis, rumah yang dapat disewakan, bisnis komoditas, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 7 Pelajaran Penting dari The Richest Man in Babylon

Terlepas para orang kaya ini bekerja atau tidak, semua bisnis ini menambah uang ke dalam dompet mereka secara terus menerus karena sudah ada sistem yang terbangun. Orang kaya tidak bekerja untuk uang karena uang sama berharganya dengan waktu dan waktu sangat terbatas.

Di sisi lain, orang yang berada di kelas menengah dengan gaji tinggi seperti dokter, pengacara, dan insinyur biasanya hanya bergantung pada satu sumber pendapatan saja.

Bila ini terjadi maka saat mereka memiliki semua kewajiban yang telah disebutkan di atas yang mereka pikir merupakan aset, mereka akan tampak seperti orang kaya. Faktanya, ketika mereka berhenti bekerja maka merekapun akan bangkrut. Sedangkan orang miskin? Mereka hanya memiliki pengeluaran dan tidak memiliki aset.

Tidak ada yang salah ketika kita semua memulai segala sesuatu dari nol yakni menjadi seorang karyawan. Namun perlahan tapi pasti kita harus pindah ke kuadran yang berada di sebelah kanan demi mencapai kebebasan finansial.

Biasanya, mereka yang baru lulus kuliah dan bergabung dengan sebuah perusahaan langsung ingin memiliki rumah, mobil, dan gadget terbaru. Mereka tidak menyadarai bahwa tindakan mereka adalah membuat dirinya terikat pada suatu kewajiban berat yang mengeluarkan uang dari dompet mereka. Hal itu yang membuat orang tidak kaya.

Di sisi lain, menyimpan uangmu ke dalam suatu aset sedikit berisiko karena kamu juga memiliki kemungkinan untuk bisa kehilangan uang.

Nah, perbedaan murid A dengan murid C menurut Robert Kiyosaki adalah murid A tidak terbiasa gagal. Bagi mereka, mendapat nilai B+ di sekolah ibarat akhir kehidupan sudah dekat. Oleh karena itu, mereka tidak mengerti bagaimana menghadapi sebuah kegagalan.

Dalam hal memulai bisnis, 9 dari 10 percobaan yang dilakukan biasanya akan gagal. Sangat jarang sekali ketika kita memulai bisnis maka bisnis yang dirintis akan langsung melejit, ada kasus seperti itu memang namun jarang. Nah, karena fakta tersebut maka murid A tidak bersedia menanggung kegagalan yang mungkin akan terjadi ke depannya.

Oleh karena itu, mereka terus menambah kewajiban yang mereka anggap aset dan tetap memilih untuk bekerja saja dan mencari aman dengan menjadi profesional di sebuah perusahaan ternama yang dibangun oleh murid C yang telah gagal dan jatuh berkali-kali dalam usahanya mengembangkan perusahaan tersebut.

Karena alasan dan fakta itu, Robert Kiyosaki terinspirasi untuk menulis buku tentang Why “A” Students Work For “C” Students.

Ketika orang tua kamu menyuruhmu untuk pergi ke sekolah, belajar yang rajin, dan peroleh nilai yang baik maka dengan kata lain mereka menyuruh kamu untuk belajar keras agar nantinya kamu bisa bekerja pada perusahaan yang dimiliki murid C yang telah berjuang melalui kegagalan dan kerja keras untuk bisa memiliki bisnis yang sukses.

Baca Juga: Mau Sukses dalam Hidup? Baca 5 Buku Ini!

Tentu saja isi buku ini tidak bisa dipukul rata untuk semua kasus karena banyak juga murid A yang sukses di sekolah dan juga sukses di dunia bisnis.

Robert Kiyosaki pada bukunya hanya mencoba menjelaskan situasi dari apa yang telah dia observasi selama bertahun-tahun dan menemukan presentase terbesar yang terjadi pada dunia nyata sama seperti kasus tersebut.

Pesan moralnya adalah tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan. Kamu harus gagal berkali-kali, harus mencoba dan mencoba lagi hingga akhirnya kamu mencapai titik kesuksesan. Dengan memahami konsep ini maka setidaknya kamu sudah berada di langkah awal menuju kesuksesan itu.


Bagaimana menurut kamu ringkasan singkat dari buku Why “A” Students Work For “C” Students karya Robert Kiyosaki? Apakah kamu setuju dengan pendapat beliau?

Jangan lupa bagikan artikel ini dan ikuti akun media sosialku bila kamu mendapat manfaat dari artikel ini. Komentarmu juga aku nantikan pada kolom komentar di bawah ini ya!

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.