Revenue dan Income Bedanya Apa? Cari Tahu Di Sini Yuk! – Keuangan bisa dikatakan menjadi salah satu area pekerjaan yang membutuhkan ketelitian serta keuletan dari para pekerjanya.
Baca Juga: Pentingnya Perencanaan Keuangan Keluarga
Selain itu, saat berkutat di dunia finansial, para pelaku juga wajib mengetahui dan memahami dengan baik istilah-istilah keuangan yang sering digunakan.
Meski begitu, ada beberapa istilah finansial yang masih saja sering disalahartikan oleh, tidak hanya orang awam, namun juga mereka yang bekerja di bidang tersebut.
Sebagai contoh adalah pengertian dari revenue dan income. Tidak dapat dipungkiri jika kedua istilah tersebut sering muncul dan digunakan oleh para pelaku bisnis, termasuk investor.
Baca Juga: Begini 5 Cara Menyimpan Uang yang Lebih Praktis
Dan ternyata masih banyak orang yang belum memahami kedua istilah tersebut beserta perbedaannya sehingga tidak heran hal ini akan menimbulkan kebingungan di antara para pelaku bisnis.
Bahkan, ketika disampaikan dengan tidak tepat, besar kemungkinan kedua istilah tersebut dapat menyebabkan kerugian finansial atau kesalahan pada penyampaian laporan keuangan.
Oleh karena itu, artikel berikut akan membahas pengertian serta perbedaan revenue dan income yang mungkin belum kamu ketahui. Simak artikelnya hingga tuntas ya!
Pengertian Revenue dan Income
Dalam merancang sebuah laporan keuangan perusahaan, revenue merupakan istilah yang paling pertama disebutkan.
Penjelasan mengenai revenue perusahaan dituliskan melalui jumlah total kas yang didapatkan dari hasil penjualan barang maupun jasa perusahaan. Revenue merupakan hasil dari aktivitas operasional pokok perusahaan.
Singkatnya, revenue merupakan pendapatan yang berhasil diterima oleh sebuah perusahaan melalui kegiatan operasional utamanya.
Baca Juga: Cara Sederhana Menetapkan Tujuan Keuangan
Jumlah revenue belum termasuk penanaman modal yang dilakukan oleh para investor, namun akan dikurangi dengan besaran nilai retur atau pemberian diskon jika ada.
Jadi, revenue dapat diartikan sebagai laba bersih dari kegiatan berbisnis dalam suatu periode tertentu.
Sedangkan income atau profit merupakan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan. Jika revenue mengacu pada pendapatan yang berhasil diterima oleh perusahaan, income lebih cenderung ke jumlah keuntungan bersihnya.
Baca Juga: Tips Mencapai Tujuan Keuangan Part I
Income bisa juga disebut sebagai laba bersih karena jumlahnya merupakan hasil dari total pendapatan dikurangi seluruh biaya produksi dan operasional perusahaan tersebut.
Income juga memperhitungkan semua pemasukan tambahan yang didapatkan oleh perusahaan. Pemasukan tambahan ini dapat berupa bunga akumulasi dari investasi, dana dari penjualan aset berwujud maupun yang tidak berwujud, dan sebagainya. Jadi, dapat dikatakan penghitungan income terkesan lebih rumit dibandingkan dengan revenue.
Perbedaan Revenue dan Income
Ada dua poin yang dapat membedakan revenue dan income. Kedua poin tersebut seperti:
1Berdasarkan Sumbernya
Revenue tidak hanya didapatkan dari hasil penjualan perusahaan saja melainkan imbal hasil ataupun bunga dari deposito dan investasi juga termasuk sebagai sumber pendapatan atau revenue perusahaan.
Sedangkan untuk income, sumbernya hanya berasal dari hasil bisnisnya. Hasil penjualan perusahaan dari barang atau jasanya akan dihitung keseluruhannya dan menjadi nilai income perusahaan tersebut.
Baca Juga: Tips Mencapai Tujuan Keuangan Part II
2Berdasarkan Cara Menghitungnya
Dalam menghitung revenue, perusahaan hanya tinggal menjumlah komponen biaya atau komponen penerimaannya saja. Sedangkan dalam menghitung income, perusahaan memiliki dua metode, yaitu gross profit dan net profit.
Adapun cara menghitung gross profit adalah dengan mengurangi pendapatan dengan HPP atau harga pokok penjualan. Sedangkan menghitung net profit dengan mengurangi jumlah gross profit dengan biaya tidak langsung yang berkaitan dengan produksi.
Cara Menghitung Revenue
Terdapat 3 cara dalam menghitung revenue, yakni:
Total Pendapatan atau Total Revenue (TR)
Penghitungan total pendapatan merupakan cara menghitung revenue yang paling dasar. Pasalnya, jumlah revenue jenis ini akan menjadi dasar penghitungan revenue jenis yang lainnya.
Untuk mengetahui total pendapatan perusahaan maka rumus yang dapat digunakan:
Total Pendapatan = Harga Jual Barang atau Jasa per Unit x Jumlah yang Diproduksi
Pendapatan Rata-Rata atau Average Revenue (AR)
Setelah mengetahui nilai total revenue, perusahaan dapat mengetahui pendapatan rata-ratanya. Caranya dengan membagi total pendapatan dengan jumlah produk yang berhasil terjual, atau mengikuti rumus di bawah ini:
AR = Total Pendapatan : Jumlah Produk Terjual
Pendapatan Marginal atau Marginal Revenue (MR)
Terakhir, nilai pada total revenue juga dapat digunakan untuk menghitung marginal revenue atau MR. MR sendiri adalah pendapatan tambahan akibat tambahan setiap unit barang terjual.
Rumus menghitung pendapatan marginal dapat menggunakan:
Marginal Revenue = Tambahan TR : Tambahan Jumlah Barang yang Terjual
Cara Menghitung Income
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, income memiliki dua cara penghitungan yakni dengan menghitung gross profit dan juga net profit.
Berikut adalah cara menghitung gross profit (GP) dan net profit (NP):
Gross Profit
Gross profit atau keuntungan kotor dapat dihitung dengan membagi total keuntungan bruto dengan total penjualan atau pendapatan. Dalam bentuk rumus, penghitungan gross profit adalah:
GP = Jumlah Laba Bruto : Total Penjualan atau Pendapatan
Net Profit
Net profit atau keuntungan bersih dapat dihitung dengan membagi total keuntungan bersih dengan jumlah penjualan atau pendapatan. Penghitungan net profit adalah:
NP = Total Keuntungan Bersih : Total Penjualan atau Pendapatan
Jadi, dapat dipahami jika cara menghitung gross profit dan net profit memiliki rumus yang sama. Yang membedakan hanyalah pemilihan total keuntungannya seperti laba bersih atau laba kotor.
Revenue dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, revenue hampir selalu dijadikan sebagai tolok ukur kesuksesan sebuah perusahaan. Nah, agar nilai revenue selalu memuaskan, terdapat tiga aspek penjualan yang harus selalu dipertimbangkan dan dicermati oleh manajemen perusahaan dan juga para investor perusahaan tersebut.
Aspek yang pertama adalah penentuan harga jual barang atau jasa. Menentukan harga jual tentu tidak boleh dilakukan dengan sembarangan karena berkaitan langsung dengan minat serta daya beli konsumen dan keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan.
Baca Juga: Virus Corona Menggerogoti: Bagaimana Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia?
Pada dasarnya dalam menentukan harga jual, perusahaan harus dapat mempertimbangkan daya beli konsumen dan kondisi pasar.
Selain itu, kondisi persaingan antar pebisnis juga harus dianalisa dengan baik agar dapat mengetahui harga jual standar dari produk serupa yang dipasarkan. Memahami dan mengetahui pengalaman para kompetitor bisnis juga wajib dipahami.
Aspek selanjutnya yang harus dipertimbangkan adalah yield management. Berbeda dengan revenue management, yield management lebih cenderung ke optimasi dari harga jual yang telah ditentukan.
Baca Juga: Siap untuk Pensiun Dini? Ikuti 7 Aturan Ini
Contoh dari praktik yield management adalah pemberian diskon atau potongan harga saat konsumen membeli produk dalam jumlah banyak.
Aspek yang terakhir adalah melakukan kegiatan promosi atau marketing. Konsumen akan lebih sulit mengetahui barang atau jasa yang ditawarkan saat perusahaan tidak pernah melakukan promosi.
Akibatnya, nilai revenue akan lebih sulit bertambah karena jarang terjadi penjualan karena ketidaktersediaan informasi atas produk atau jasa yang dimiliki perusahaan tersebut.
Cara Meningkatkan Revenue
Setiap pebisnis pasti mendambakan jumlah revenue yang bertambah seiring berjalannya waktu. Namun, hal tersebut tidak akan bisa terjadi jika tidak ada strategi bisnis yang dilakukan. Selain dengan mempraktekkan 3 aspek di atas, pebisnis juga harus bisa menyeimbangkan antara nilai revenue dengan income.
Cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan revenue adalah dengan mengontrol arus kas perusahaan, baik pendapatan maupun pengeluaran.
Baca Juga: Memahami Lebih Dalam Tentang Pinjaman Online
Selain itu, pebisnis juga harus bisa mencatat dengan detail seluruh pemasukan serta pengeluaran perusahaan. Kegiatan promosi dan marketing juga harus bisa dioptimalkan biayanya agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan.
Ada kalanya penjualan perusahaan tidak sesuai target dan menghasilkan profit yang sedikit. Namun, asal biaya modal untuk produksi tertutupi, pebisnis dapat bersikap bijak dan mencari cara alternatif untuk meningkatkan penjualan.
Terakhir, nilai revenue tidak akan berarti apa-apa jika proses kerja perusahaan tidak optimal. Jadi, pastikan bahwa jumlah revenue berbanding lurus dengan keuntungan dan memastikan bahwa operasional perusahaan berjalan dengan efisien.
Penutup
Jumlah revenue dan income sebuah perusahaan tentu menjadi bahan pertimbangan penting bagi investor.
Namun, bila kamu bertanya komponen mana yang lebih penting? Maka melalui penjelasan di atas, tentunya dapat diketahui bahwa nilai income perusahaan lebih baik untuk dipertimbangkan jika dibandingkan dengan revenue.
Alasannya, nilai saham saat berinvestasi akan semakin bertambah jika income perusahaan juga meningkat. Pembagian dividen juga kebanyakan diberikan dengan melihat nilai profit perusahaan.
Baca Juga: Faktor Penyebab Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS
Namun, bukan berarti nilai revenue harus diabaikan sepenuhnya saat akan memilih perusahaan untuk kegiatan investasi.
Itulah penjelasan singkat akan perbedaan antara revenue dan income yang mungkin membingungkanmu. Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Jangan lupa dukung blog ini dengan bantu share artikel ini dan jangan lupa like dan follow akun media sosialku (Facebook, Instagram, dan Pinterest) ya.